Senin, 13 Februari 2017

Kampung Laut




Kampung Laut merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tepatnya di Kecamatan Kuala Jambi. Sebelum pemekaran wilayah Kecamatan Muara Sabak, pada awalnya kampung laut merupakan sebuah desa. Kemudian dipecah menjadi Kelurahan Tanjung Solok dan Kelurahan Kampung laut. Secara geografis, Kampung laut berada di Muara Sungai Batanghari. Kondisi ini menjadikan Kampung Laut sebagai daerah pertemuan antara air sungai dengan air laut. Letak ini menjadikan Kampung Laut sebagai pintu gerbang memasuki Jambi.
Hutan mangrove sepanjang 80 kilometer di pesisir pantai timur Jambi yang berbatasan langsung dengan zona Taman Nasional Berbak (TNB) merupakan kawasan ramsar hutan rawa gambut terbesar di Asia Tenggara.  Kawasan mangrove di kawasan Tanjung Jabung Timur memiliki keunikan tersendiri karena terletak di kawasan pesisir dan sekitarnya terdapat pemukiman tradisional yang didirikan di atas rawa atau daerah bakau.
Kelurahan Kampung Laut dulunya merupakan sebuah desa yang telah dihuni sekitar tahun 1936. Kepala Desa yang memerintah saat itu adalah Penghulu Gudik. Sebutan Penghulu pada saat itu adalah Kepala Desa pada saat ini.

Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dari berbagai narasumber, mereka menjelaskan bahwa masyarakat yang pertama kali membuka perkampungan di Kampung Laut adalah Masyarakat Suku Laut atau Suku Duano. Banyak persepsi mengenai asal usul suku duano yang terdapat di Kampung Laut ini.
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan pada Kamis, 10 november 2016 kepada  salah satu msyarakat Suku Duano, Pak Harun menjelaskan bahwa Suku Duano itu sendiri berasal dari daratan malaysia,dahulunya merupakan “Abdi Dalem” (prajurit) Kesultanan Malaysia yang diperintahkan untuk berperang melawan portugis,tetapi mengalami kekalahan. Mereka pun melarikan diri ke wilayah perairan indonesia, tepatnya di kepulauan Riau Selatan. Mereka menggunakan perahu atau masyarakat suku duano sering menyebutnya “JALU” sebagai alat transportasi.

Perahu atau Jalu tersebut  juga merupakan tempat hunian mereka dan diatas perahu itu pula, mereka melangsungkan kehidupan sehari-hari. Kemudian dari Kepulauan Riau Selatan, mereka melanjutkan pengembaraannya menuju ke selatan Pantai Tanjung Jabung. Pada akhirnya sebagian diantara mereka ada pula yang memasuki wilayah pantai timur tanjung jabung timur, tepatnya di wilayah Kampung Laut.
Pada tahun 1800-an, Kampung Laut hanyalah hutan belantara. Kemudian sekitar tahun  1936, mereka menetap dan membuka perkampungan baru disana. Sehingga wilayah yang mereka huni tersebut dinamakan “Kampung Laut” yang berarti kampung yang dihuni oleh masyarakat suku laut, bukan kampung yang terletak dipinggir laut. Letak Kampung Laut yang cukup strategis membuat Kampung Laut berkembang menjadi perkampungan yang cukup besar. Pada masa penjajahan Belanda, Kampung Laut dijadikan tempat pelarian dan persembunyian. Sebagian dari mereka karena merasa aman kemudian menetap di Kampung Laut.