Kampung Laut merupakan salah satu
kelurahan yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tepatnya di
Kecamatan Kuala Jambi. Sebelum pemekaran wilayah Kecamatan Muara Sabak, pada
awalnya kampung laut merupakan sebuah desa. Kemudian dipecah menjadi Kelurahan
Tanjung Solok dan Kelurahan Kampung laut. Secara geografis, Kampung laut berada
di Muara Sungai Batanghari. Kondisi ini menjadikan Kampung Laut sebagai daerah
pertemuan antara air sungai dengan air laut. Letak ini menjadikan Kampung Laut
sebagai pintu gerbang memasuki Jambi.
Hutan mangrove sepanjang 80 kilometer di
pesisir pantai timur Jambi yang berbatasan langsung dengan zona Taman Nasional
Berbak (TNB) merupakan kawasan ramsar hutan rawa gambut terbesar di Asia
Tenggara. Kawasan mangrove di kawasan
Tanjung Jabung Timur memiliki keunikan tersendiri karena terletak di kawasan
pesisir dan sekitarnya terdapat pemukiman tradisional yang didirikan di atas
rawa atau daerah bakau.
Kelurahan Kampung Laut
dulunya merupakan sebuah desa yang telah dihuni sekitar tahun 1936. Kepala Desa
yang memerintah saat itu adalah Penghulu Gudik. Sebutan
Penghulu pada saat itu adalah Kepala Desa pada saat ini.
Berdasarkan hasil wawancara yang saya
lakukan dari berbagai narasumber, mereka menjelaskan bahwa masyarakat yang
pertama kali membuka perkampungan di Kampung Laut adalah Masyarakat Suku Laut
atau Suku Duano. Banyak persepsi mengenai asal usul suku duano yang terdapat di
Kampung Laut ini.
Berdasarkan
hasil wawancara yang saya lakukan pada Kamis, 10 november 2016 kepada salah satu msyarakat Suku Duano, Pak Harun
menjelaskan bahwa Suku Duano itu sendiri berasal dari daratan
malaysia,dahulunya merupakan “Abdi Dalem” (prajurit) Kesultanan Malaysia yang
diperintahkan untuk berperang melawan portugis,tetapi mengalami kekalahan.
Mereka pun melarikan diri ke wilayah perairan indonesia, tepatnya di kepulauan
Riau Selatan. Mereka menggunakan perahu atau masyarakat suku duano sering
menyebutnya “JALU” sebagai alat transportasi.
Perahu atau Jalu tersebut juga merupakan tempat hunian mereka dan
diatas perahu itu pula, mereka melangsungkan kehidupan sehari-hari. Kemudian
dari Kepulauan Riau Selatan, mereka
melanjutkan pengembaraannya menuju ke selatan Pantai Tanjung Jabung. Pada
akhirnya sebagian diantara mereka ada pula yang memasuki wilayah pantai timur
tanjung jabung timur, tepatnya di wilayah Kampung Laut.
Pada
tahun 1800-an, Kampung Laut hanyalah hutan belantara. Kemudian sekitar
tahun 1936, mereka menetap dan membuka
perkampungan baru disana. Sehingga wilayah yang mereka huni tersebut dinamakan
“Kampung Laut” yang berarti kampung yang dihuni oleh masyarakat suku laut,
bukan kampung yang terletak dipinggir laut. Letak Kampung Laut yang cukup strategis membuat Kampung
Laut berkembang menjadi perkampungan yang cukup besar. Pada masa penjajahan
Belanda, Kampung Laut dijadikan tempat pelarian dan persembunyian. Sebagian
dari mereka karena merasa aman kemudian menetap di Kampung Laut.